Sang senja merayu manja, agar senantiasa ditemani hingga menghilang nanti
Tapi kamu datang secara tak terduga, dengan keelokan hati yang tak terhingga
Manis wajahmu tanpa sulaman alis, senyum anggunmu tanpa polesan gincu
Memecah indahnya jingga milik sang senja, bahkan indahnya alam semesta
Rayuan senja hanya menjadi bisikan angin malam, keindahannya tergantikan rembulan
Sementara kamu tetap pada waktumu, tak menghilang pergi bersama senyum mu
Menemaniku menikmati purnama syahdu, bercerita tentang mimpi-mimpi esok hari
Kita larut dalam cakrawala malam, disisipi oleh canda tawa kebahagiaan
Di lain waktu, sang senja merajuk cemburu, bersumpah menghilang jika tak ditunggu
Ia ingin fokusku hanya untuknya semata, tak boleh terbagi agar jingganya tetap berwarna
Tapi hatimu masih elok tak terkira, memberi ruang kepada senja agar aku bisa menikmatinya
Berjanji datang kembali bersama pesona rembulan serta gugusan bintang yang berpijar
Ayahku mengajarkan agar menjadi bijaksana, agar memilih yang pantas untuk dipilih
Memang indah jingga milik sang senja, namun eloknya hatimu melebihi segalanya
Biarkan senja menghilang bersama jingganya, masih ada pesona fajar yang sama indahnya
Mari nikmati kembali purnama syahdu, juga cerita-cerita dari bibir manismu