Pernahkah kau berpikir saat semestamu yang teratur, rapi, tenang, tiba-tiba meledak seperti teori ledakan Big Bang saat Bumi akan terbentuk?
Bukan karena seorang wanita bak bidadari jatuh pada semestamu, atau karena kehadiran lelaki tampan seperti artis idolamu. Tapi karena kehidupan keluarga harmonismu yang kau banggakan akan runtuh luluh lantak hanya menyisakan puing kesedihan untukmu dan saudara-saudarimu. Pernahkah?
Aku pernah, dulu, sewindu yang lalu saat dimana ekonomi keluarga tidak berjalan stabil meski orang melihat semuanya baik-baik saja. Tapi, pikiran busuk itu berhasil kubunuh, mati tercekik oleh waktu dan kebahagiaan bersama kawan-kawanku, atau setidaknya aku pura-pura bahagia, yang terpenting pikiran itu mati!
Tapi malam ini pikiran busuk itu datang, menghantui kembali, layaknya arwah gentayangan yang membuat mata tak bisa terpejam. Ia hadir mendobrak masuk ke organ kecil di dalam kepalaku. Tapi kali ini berbeda, alasannya bukan lagi soal ekonomi, tapi perbedaan pemahaman atau para filsuf bilang ideologi. Tapi, bukankah aku sudah layak untuk memilih jalanku sendiri? Atau mungkin aku memang yang terlalu takut, jika pada saatnya semua harus diungkapkan dan ledakan Big Bang pada semestaku akan terjadi. Ya, aku takut